Sunday, January 25, 2015

Enzim Pencernaan

Mulut

  • Enzim Ptialin - Mengubah amilum menjadi maltosa 


 Lambung

  • Enzim Pepsin - Mengubah protein menjadi pepton
  • Enzim Renin - Mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein susu)&Mengendapkan Kasein Susu
  • Enzim Lipase Gastrik - Mengubah trigliserida menjadi asam lemak

 

Pankreas

  • Enzim Amilase - Mengubah amilum menjadi maltosa & glukosa
  • Enzim Lipase Steapsin - Mengemulsi Lemak menjadi asam lemak & gliserol
  • Enzim Tripsin - Mengubah protein (pepton) menjadi asam amino

 

Kelenjar Usus

  • Enzim Enterokinase (enzim khusus)  berfungsi untuk mengubah Tripsinogen menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pankreas
  • Enzim Maltase  berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
  • Enzim Laktase  berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
  • Enzim Sukrase  berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
  • Enzim Paptidase  berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
  • Enzim Lipase Usus  berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
  • Enzim Erepsin/dipeptidase  berfungsi untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino
  • Enzim Disakarase  berfungsi untuk mengubah disakarida menjadi monosakarida

Pengertian Sistem Pencernaan pada Manusia

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1. Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah enzim.

4. Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

5. Penyingkiran

Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui defekasi.

Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:

1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia


Bagian-Bagian-Sistem-Pencernaan-Pada[1]
  1. Kelenjar ludah
  2. Parotis
  3. Submandibularis (bawah rahang)
  4. Sublingualis (bawah lidah)
  5. Rongga mulut
  6. Amandel
  7. Lidah
  8. Esofagus
  9. Pankreas
  10. Lambung
  11. Saluran pankreas
  12. Hati
  13. Kantung empedu
  14. duodenum
  15. Saluran empedu
  16. Kolon
  17. Kolon transversum
  18. Kolon ascenden
  19. Kolon descenden
  20. Ileum
  21. Sekum
  22. Appendiks/Umbai cacing
  23. Rektum/Poros usus
  24. Anus

Proses Pencernaan Makanan Dalam Sistem Pencernaan Pada Manusia

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:
  • Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
  • Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
  • HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
  • Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
  1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
  2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
  3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:

1. Gastritis

Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
 

2. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.

3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.

4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.

5. Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.

6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.

7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.

8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.

9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.

10. Malnutrisi (kurang gizi)

Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

Sistem Organ pada Hewan

Seluruh hewan multiseluler tersusun atas lebih banyak sel. Di dalam tubuh sel-sel tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan membentuk suatu sistem kerjasama. Kerjasama antara sel itulah yang memungkinkan berlangsungnya aktivitas kehidupan. Kita sudah pelajari sel-sel yang sama bentuk dan fugsinya membentuk jaringan. Bermacam jaringan menyusun tubuh.
 

Untuk dapat melaksanakan tugas yang lebih kompleks, antar jaringan perlu adanya kerjasama. Kumpulan jaringan yang saling bekerja sama untuk melaksanakan fungsi tertentu disebut organ. Beberapa contohnya : paru-paru, jantung, lambung, limpa, hati, pankreas, dan usus. Organ-organ tersebut kemudian juga bekerja sama untuk melaksanakan fungsi atau tugas tertentu. Kumpulan organ-organ tersebut kita sebut sistem organ. Hidung, laring, trakea, paru-paru adalah organ-organ yang membentuk sistem (organ) pernafasan. 
 
organ lambung

Lambung merupakan salah satu contoh organ dalam sistem pencernaan. Lambung tersusun dari beberapa jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Keempat jaringan tersebut bersama-sama melakukan satu kesatuan fungsi. Jaringan epitel sebagai penghasil getah lambung yang diperlukan dalam proses pencernaan secara enzimatis, jaringan ototuntuk gerakan peristaltik, jaringan ikat sebagai bantalan (jaringan lemak), maupun alat transportasi (jaringan darah), dan jaringan saraf agar dapat merasakan adanya zat-zat makanan di dalam lambung.
 
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam sistem pencernaan, lambung harus bekerjasama dengan organ-organ lain dalam sistem pencernaan, seperti mulut, gigi, lidah, faring, kerongkonga, usus, hati, dan pankreas. Organ-organ tersebut merupakan satu kesatuan fungsional yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan, kita sebut sebagai sistem pencernaan
 
Pada tubuh hewan, selain sistem pencernaan terdapat juga sistem organ lainnya. Misalnya, sistem pernafasan yang menyuplai oksigen dan membuang zat-zat sisa berupa gas. 

Bunga pada Tumbuhan

  1. Tangkai Bunga, Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.
  2. Kelopak Bunga, Kelopak bunga merupakan bagian yang melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan warnanya menyerupai daun.
  3. Mahkota Bunga, Mahkota bunga umum nya memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar hinggap pada bunga. Serangga tersebut dapat dalam proses penyerbukan.
  4. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.
  5. Putik terdapat di bagian tengah-tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik dan tangkai putik.
  6. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.
Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan putik disebut bunga sempurna. Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit.

Akar pada Tumbuhan

Akar

Akar adalah bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya meruncing sehinga lebih mudah menembus tanah. Akar berasal dari akar lembaga (radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar berkembang dari meristem apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Fungsi tudung akar adalah untuk melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah.
Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah pemanjangan yang disebut daerah/zona pemanjangan sel. Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi sel atau zona pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen seperti xylem, floem, parenkim, dan sklerenkim.
Fungsi akar bermacam-macam, antara lain:
  1. Mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.
  2. Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.
  3. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
  4. Sebagai alat pernapasan.
Berikut adalah bagian-bagian anatomi akar secara garis besar:
  1. Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat dengan dinding sel yang tipis supaya mudah ditembus air. Pada zona diferensiasi, epidermis membentuk bulu/rambut akar yang berfungsi untuk memperluas permukaan penyerapan
  2. Korteks, tersusun atas berlapis-lapis sel dengan dinding yang tipis dan memiliki ruang antarsel yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.
  3. Endodermis, berupa satu lapis sel yang rapat dengan penebalan gabus pada dinding sel. Endodermis adalah pemisah antara korteks dan stele.
  4. Stele/silinder pusat, di dalamnya terdapat berkas pengangkut (xilem dan floem).
Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengan proses imbibisi, difusi, dan osmosis. Bagian akar yang berfungsi untuk melakukan penyerapan adalah daerah yang memiliki rambut akar yang merupakan daerah perluasan epidermis. Sebelum air tanah sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu melalui sel rambut akar (epidermis), korteks, endodermis, dan perisikel.

akar dikotil dan monokotil

Struktur Akar Dikotil
Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang. Xilem dan floem pada tumbuhan dikotik tersusun membentuk jari-jari (radial). Xilem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilinginya. Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang menghasilkan unsur kayu ke arah luar membentuk kulit.

Struktur Akar Monokotil
Akar pada tumbuhan monokotil berbentuk serabut. Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar dikotil. Xylem dan floem mirip dengan tanaman dikotil, tetapi letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki kambium. Empulur terletak di bagian tengah dan dikelilingi xilem dan floem secara berselang-seling.

Batang pada Tumbuhan

Batang

Batang adalah salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang berfungsi sebagai penyangga. Batang disusun oleh beberapa macam jaringan yang berbeda sehingga terdiri dari beberapa tipe seperti batang berkayu, batang lembut dan lunak (herbaseus), dan batang tipe rumput (kalmus).
Fungsi batang adalah sebagai berikut:
  1. Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan dari daun ke seluruh bagian tubuh.
  2. Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.
  3. Tempat penimbunan cadangan makanan.
  4. Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.
Struktur batang secara umum adalah sebagai berikut:
  1. Epidermis, tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar terdapat kutikula. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi jaringan di bawahnya.
  2. Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang berdinding tipis dan terdapat banyak ruang antarsel. Disebut juga dengan istilah “kulit pertama”.
  3. Stele (silinder pusat), stele adalah lapisan terdalam dari batang. Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium.
     
batang dikotil dan monokotil 

Struktur Batang Dikotil
Batang dikotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:
  1. Epidermis. Terletak di bagian terluar batang. Terdapat zat kitin yang berfungsi untuk melindungi batang agar tidak kehilangan banyak air.
  2. Korteks. Terletak di antara epidermis dan endodermis. Terdapat sel kolenkim dan sel parenkim. Sel kolenkim berfungsi sebagai jaringan penunjang. Sedangkan sel parenkim sebagai jaringan dasar serta untuk mengisi dan menyimpan zat.
  3. Stele. Terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Fungsi stele adalah untuk memberi kekuatan pada batang.
  4. Perisikel yang menyelubungi berkas pembuluh batang.
  5. Berkas pembuluh. Terletak di bagian dalam perisikel. Fungsi berkas pembuluh adalah sebagai pengangkut zat.
  6. Kambium. Terletak di antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan batang mengalami penambahan diameter. Fungsi kambium adalah untuk membentuk xilem dan floem. Terdapat dua tipe kambium yaitu kambium vaskuler yang berada di antara xilem dan floem, dan kambium intervaskuler yang berada di antara dua berkas pengangkut.
  7. Floem. Terletak di bagian luar berkas pembuluh atau bagian luar kambium. Fungsi floem adalah untuk mengangkut zat makanan ke seluruh tubuh.
  8. Xylem. Terletak di bagian dalam berkas pembuluh atau bagian dalam kambium. Fungsi xilem adalah untuk menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun.

 Struktur Batang Monokotil
Batang monokotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:
  1. Epidermis. Terletak di bagian luar batang. Dinding selnya lebih tebal daripada dinding sel epidermis dikotil. Fungsi epidermis adalah sebagai pelindung supaya tidak banyak kehilangan air.
  2. Meristem dasar. Terletak di jaringan yang berada di bagian dalam epidermis. Sampai sekarang belum ada yang mengetahui pasti fungsi meristem dasar.
  3. Berkas pembuluh. Tersebar pada meristem dasar. Fungsi berkas pembuluh mirip dengan yang dimiliki tumbuhan dikotil.
     
     

Daun pada Tumbuhan

Daun

Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis. Selain itu, fungsi daun adalah sebagai tempat pengeluaran air dengan cara penguapan dan respirasi.
Berikut adalah struktur yang melapisi daun dimulai dari atas:
  1. Epidermis atas, terkadang dilapisi oleh kutikula.
  2. Jaringan palisade parenkim/jaringan tiang/jaringan pagar, mengandung banyak klorofil.
  3. Berkas pembuluh. Terdapat xilem dan floem yang berfungsi sebagai alat transportasi dan penguat daun dalam bentuk tulang daun.
  4. Jaringan spons parenkim/bunga karang, mengandung sedikit klorofil.
  5. Epidermis bawah, terdapat stomata.
Secara morfologi daun terdiri dari helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (folius). Daun tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan daun tumbuhan monokotil umumnya memiliki susunan tulang daun sejajar atau melengkung.


 Bagian-Bagian Daun Dikotil
potongan melintang daun dikotil
  1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel (kecuali pada tumbuhan karet). Letak epidermis di permukaan atas dan bawah daun. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi sel bagian dalam dari kehilangan air dan mempertahankan bentuk daun.
  2. Kutikula melapisi permukaan daun dan mengalami penebalan oleh zat kitin. Fungsi kutikula adalah untuk mencegah penguapan melalui permukaan daun.
  3. Stomata. Letak stomata di permukaan daun berupa celah pada lapisan epidermis dengan dua sel penutup. Fungsi stomata adalah sebagai tempat keluar masuk gas.
  4. Mesofil adalah jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel yaitu palisade (jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga karang).
  5. Urat daun. Terdapat berkas pembuluh. Membentuk tulang daun.


 Bagian-Bagian Daun Monokotil
  1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel dengan penebalan kitin. Letak epidermis di permukaan daun. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi daun dari kekeringan dan untuk mencegah penguapan.
  2. Stomata. Struktur dan fungsi sama dengan stomata yang ada di daun dikotil. Hanya saja letaknya berderet di antara urat daun.
  3. Mesofil. Letaknya di antara urat daun. Mesofil merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis.
  4. Urat daun. Letaknya pada helai daun yang berfungsi sebagai transportasi dan penguat daun.

Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku

Polystichum setiferum 


Tumbuhan paku atau paku-pakuan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000, dengan perkiraan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Paku-pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal, seperti lantai hutan yang lembab, tebing perbukitan, merayap pada batang pohon atau batuan, di dalam kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik, serta sela-sela bangunan yang tidak terawat. Meskipun demikian, ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan karena salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.
Tumbuhan paku merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
Menurut petunjuk-petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu bentuk tumbuhan paku purba terwujudlah tumbuhan berbiji, suatu kelompok tumbuhan yang mendominasi vegetasi masa kini. Akibatnya, menurut pendapat tersebut, tumbuhan paku merupakan kelompok yang parafiletik. Pendapat ini agak berbeda dengan petunjuk yang diperoleh dari penelitian biologi molekular. Menurut pendapat dari kalangan ini, tumbuhan paku (minus kelompok Lycophytina) merupakan "saudara" dari tumbuhan berbiji, sehingga tumbuhan paku merupakan kelompok yang monofiletik.

Klasifikasi Tumbuhan Berbiji

Klasifikasi

Berdasarkan kajian filogeni menggunakan DNA kloroplas (cpDNA) saat ini dapat dikelompokkan berbagai anggota tumbuhan berbiji sebagai berikut.

tumbuhan berbunga (Angiospermae)

Gymnospermae

sikas (Cycadophyta) 


Ginkgo




suku tusam-tusaman (Pinaceae)


Gnetum, Welwitschia, Ephedra (Gnetophyta)



tumbuhan runjung (Coniferae) selain tusam



Tumbuhan berbiji sendiri memiliki tumbuhan paku sejati (Pteridophyta) sebagai kerabat terdekat.

Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka)

Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani yaitu, Gymno =terbuka atau telanjang dan sperma=biji. Anggota Gymnospermae memiliki ciri utama berupa bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporafil (daun buah). Tumbuhan ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabang-cabang.
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk stabilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Gymnospermae dibagi menjadi empat kelas, ada yang menjadikannya sebagai kelas, namun sekarang dianggap sebagai divisi tersendiri, yaitu:
  • Cycadophyta (sebagai kelas berakhiran -psida, sehingga menjadi Cycadopsida)
  • Pinophyta (Pinopsida)
  • Gnetophyta (Gnetopsida)
  • Ginkgophyta (Ginkgopsida)

 

Anthophyta atau Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Penyebutan kelompok ini sekarang lebih disukai menggunakan tumbuhan berbunga daripada tumbuhan berbiji tertutup. Pengelompokan klasik menjadi Dicotyledoneae (tumbuhan berkeping biji dua) dan Monocotyledoneae (tumbuhan berkeping biji tunggal) berdasarkan filogeni molekuler sekarang dianggap tidak valid karena kelompok yang pertama tidak holofiletik. Ke dalam Anthophyta sekarang terdapat delapan kelompok besar yang perinciannya masih terus dikaji.

Saturday, January 24, 2015

Rantai Makanan

Rantai makanan

Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan. Rantai makanan merupakan bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear dari produsen ke konsumen teratas. Panjang rantai makanan ditentukan dari seberapa banyak titik yang menghubungkan antar tingkatan trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial kimia hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan umumnya terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Rantai makanan pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Arab Al-Jahiz pada abad ke-9, yang lalu dipopulerkan kembali oleh Charles Sutherland Elton pada tahun 1927.
Dalam rantai makanan terdapat tiga macam "rantai" pokok yang menghubungkan antar tingkatan trofik, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit. Ada dua tipe dasar rantai makanan:
  1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain), yaitu rantai makanan yang diawali dari tumbuhan pada trofik awalnya.
  2. Rantai makanan sisa/detritus (detritus food chain), yaitu rantai makanan yang tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor.
Pada komunitas laut dalam, banyak organisme yang hidup dari runtuhan materi organik ("salju lautan") yang merupakan akumulasi feses dan/atau sisa tubuh hewan yang hidup dekat permukaan laut. Rantai makanan di tempat tersebut umumnya relatif pendek.
Pada ekosistem yang unik, misal di ventilasi hidrotermal, produsen merupakan bakteri kemosintetik yang mampu mengubah hidrogen sulfida menjadi energi kimia dan bersimbiosis dengan cacing tabung. Cacing lalu dimakan kepiting yang kemudian dimakan oleh gurita.
Secara umum, rantai makanan berperan penting dalam analisis kesehatan ekologi. Akumulasi polutan dan dampaknya pada hewan dapat ditelusuri melalui rantai makanan di dalam ekologi

Piramida Makanan

Piramida Makanan



Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat trofik.


Piramida Makanan

Dalam ekosistem ya ng seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.

Piramida Makanan

Dalam ekosistem ya ng seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi, maka akan terbentuk suatu piramida makanan.


Piramida makanan adalah suatu proses menggambarkan suatu jumlah massa zat dan energi dari suatu produsen sampai ke tingkat konsumen tertinggi dalam suatu ekosistem. Piramida makanan juga dapat digunakan untuk memprediksi keseimbangan populasi dalam suatu ekosistem. Semakin ke atas, populasi piramida maka makanan pun akan semakin sedikit.



Tingkat Tropik dan Piramida Makanan



Pada rantai makanan telah kita ketahui bahwa tingkat tropik yang terdiri atas produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan seterusnya. Produsen yang bersifat autotrof selalu menempati tingkatan tropik utama, herbivora menempati tingkat tropik kedua, karnivora menduduki tingkat tropik ketiga, dan seterusnya. Setiap perpindahan energi dari satu tingkat tropik ke tingkat tropik berikutnya akan terjadi pelepasan sebagian energi berupa panas sehingga jumlah energi pada rantai makanan untuk tingkat tropik yang semakin tinggi, jumlahnya semakin sedikit. Maka terbentuklah piramida ekologi/piramida makanan.

Salah satu jenis piramida ekologi adalah piramida jumlah yang dilukiskan dengan jumlah individu. Piramida jumlah pada suatu ekosistem menunjukkan bahwa produsen mempunyai jumlah paling besar dan konsumen tingkat II jumlah lebih sedikit dan jumlah paling sedikit terdapat pada konsumen tingkat terakhir.


SIMBIOSIS

Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan.
Simbiosis merupakan pola interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.

Ada beberapa bentuk simbiosis yakni:

  • Parasitisme adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya.
Contoh:
    • Tanaman benalu (mendapat sari makanan) dengan inangnya (diambil sari makanannya)
    • Tali putri (menyerap sari makanan yang berupa zat organik) dengan inangnya (diambil sari makanannya)
    • Cacing perut dan cacing tambang (mengambil sari makanan) yang hidup di dalam usus manusia (sari makanan diambil) 
    • Bunga Rafflesia (menyerap sari - sari makanan) dengan inangnya (diambil sari makanannya)
     
  • Mutualisme adalah hubungan sesama makhluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak.
Contoh :
    • Bunga Sepatu (dibantu proses penyerbukannya) dan Lebah (mendapat nektar)
    • Burung Jalak (mendapat makanan) dan Kerbau (dimakan kutunya).
    • Ikan badut (mendapat perlindungan) dengan anemon laut (mendapat sisa - sisa makanan dari ikan badut)
    • Bunga (dibantu proses penyerbukannya) dengan kupu-kupu (mendapat nektar) 
    • Protozoa berflagela Mixotricha paradoxa (mendapat sari makanan dan perlindungan) dengan rayap Mastotermes darwiniensis (pencernaannya dibantu).
    • Jenis bakteri Rhizobium (memperoleh makanan) yang hidup dalam akar tumbuhan kacang-kacangan (mendapat nitrogen yg diikat oleh rhizobium sp.)
     
  • Komensalisme, adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan tapi pihak lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
Contoh:
    • Ikan Remora (mendapat makanan) dan Ikan Hiu
    • Anggrek (menumpang tempat hidup) dengan Pohon Mangga
    • Paku tanduk rusa (menumpang tempat hidup) dengan tumbuhan inangnya
     
  • Amensalisme, yaitu saat satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contoh:
    • Pohon Walnut dengan tumbuhan lainnya (tidak dapat hidup karena pohon walnut menghasilkan senyawa alelopati.
     
  • Kompetisi, di mana kedua pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui kompetisi dalam memperebutkan makanan. Kompetisi ada dua yaitu kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik
Contoh kompetisi interspesifik (antar individu yang berbeda spesies)
    • Persaingan antara kambing dengan sapi di padang rumput
Contoh kompetisi intraspesifik (antar individu yang spesiesnya sama)
    • Persaingan antara para singa jantan dalam memperebutkan wilayah atau pasangan
     
  • Netralisme, dimana kedua pihak tidak saling diuntungkan maupun dirugikan. Interaksi antar kedua spesies tidak menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi keduanya. Contoh:
    • Kambing dengan burung hantu
     

Jaringan pada Hewan

Jaringan pada Hewan 


Pada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan pada hewan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan merismatik, jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Gambar Jaringan pada Hewan
Berikut penjelasan dari macam-macam jaringan pada hewan :

a. Jaringan Meristematik

Jaringan meristematik adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah. Jaringan ini terdapat pada fase embrio. Pada tubuh manusia dan hewan vertebrata, jaringan meristematik terdapat hanya pada bagian tertentu.
Jaringan Meristem
Misalnya, pada ujung tulang pipa yang masih muda dan pada sumsum tulang belakang yang membentuk sel-sel darah.

b. Jaringan Epitel atau Jaringan Kulit 

Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi jaringan lain. Jaringan ini meliputi epitel sederhana dan epitel berlapis. Jaringan epitel sederhana hanya terdiri dari satu lapis sel. Contohnya adalah jaringan epitel pipa sebelah dalam. Jaringan epitel berlapis terdiri atas beberapa lapis sel. Contohnya epitel usus dan saluran pernafasan.
Jaringan Epitel pada Hewan
Jaringan epitel ada yang bersilia, misalnya pada saluran pernafasan. Silia tersebut berguna untuk menerima rangsangan dari luar, misalnya jika ada debu kita akan bersin. Epitel yang berada di luar tubuh biasanya disebut epidermis (epi = tepi, dan derm = kulit) misalnya pada kulit. Sebaiknya, epitel yang menutupi bagian dalam organ tubuh disebut endodermis.

c. Jaringan Ikat

Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :
  1. Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
  2. Membungkus organ.
  3. Mengisi rongga di antar organ.
  4. Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
  5. Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat pengeluaran.
  6. Menghasilkan kekebalan.
Jaringan Ikat pada Hewan
Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.
1. Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat longgar. Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot. Tendon otot adalah ujung berkas otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat longgar merupakan jaringan pengisi ruangan di antara organ-organ.

2. Jaringan ikat khusus
Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat khusus adalah jaringan lemak yang ada di bawah kulit.

3. Jaringan ikat penyokong
Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang sejati. Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah (eritrosit).

4. Jaringan ikat penghubung
Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan limfa. Jaringan darah terdiri atas plasma darah dan butiran darah. Butiran darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit). Jaringan darah berfungsi mengangkut oksigen, karbondioksida, sari makanan, zat-zat sisa, dan hormon. Jaringan limfa terdiri dari cairan limfa yang beredar ada pembuluh limfa. Cairan limfa berfungsi untuk mengangkut lemak.

d. Jaringan Otot

Jaringan otot terdiri atas otot rangka, otot polos dan otot jantung. Jaringan otot berfungsi sebagai penggerak. Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot yang apabila diamati dengan mikroskop memiliki garis gelap dan terang berselang-seling. Karena itu sel otot rangka dikenal pula sebagai sel otot lurik atau sel otot bergaris melintang. Sel otot rangka mempunyai banyak inti. Sel otot lurik bekerja karena pengaruh kehendak kita.
Jaringan Otot pada Hewan
Sel otot polos terdapat pad organ dalam, misalnya di usus dan pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis gelap dan terang. Sel otot polos berbentuk gelondong dan berinti satu. Kerja otot polos tidak dipengaruhi kehendak kita. Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki garis gelap dan terang seperti otot lurik, tapi bekerja di luar kehendak kita.

e. Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Jaringan saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.

Jaringan Saraf pada Hewan

Jaringan pada Tumbuhan "Jaringan Pengangkut"

Jaringan Pengangkut

1. Xilem

Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.


Xilem

Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.


Trakeid dan Trakea

2. Floem

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh  tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.



Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel  komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan.

Jaringan pada Tumbuhan "Jaringan Penguat"

Jaringan Penguat

untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dan sklerenkima. Kolenkima mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami signifikasi. Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi).

1. Kolenkima

Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima. Sel-selnya ada Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di dekat perukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat.

Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-sudut sel, dan disebut kolenkima sudut.

Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.

2. Sklerenkima

Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.

Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada kulit biji jarak, biji kenari dan tempurung kelapa.


Jaringan pada Tumbuhan "Jaringan Parenkima"

Parenkima

Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.



Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-jaringan yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya. Misalnya pada xilem dan floem.

Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima yang memiliki kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis berupa gula diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar, hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks, misalnya tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris).

Jaringan pada Tumbuhan "Jaringan Gabus"

Jaringan Gabus

Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan membentuk felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima floem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen berbentuk segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus (felem) dewasa berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.

Jaringan pada Tumbuhan "Jaringan Epidermis"

JARINGAN EPIDERMIS

Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida.


Jaringan Epidermis

1. Jaringan epidermis daun

Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan tersebut tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada permukaan atas daun terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kuting (turunan senyawa lemak) yang dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu ada yang membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan daun keladi. Ada pula yang membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah sebagai alat perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga. Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas.

2. Jaringan epidermis batang

Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula, membentuk bulu sebagai alat perlindungan.

3. Jaringan epidermis akar

Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah.

Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.