Sunday, January 18, 2015

Pemuaian

Muai panjang

Rumus:


  • Lt = panjang akhir (m, cm)
  • Lo = panjang awal (m, cm)
  • = koefisien muai panjang (/°C)
  • = perbedaan suhu (°C)

Muai volume

Rumus:



Keterangan:
  • Vt = volume akhir (m3, cm3)
  • Vo = volume awal (m3, cm3)
  • = = koefisien muai volume (/°C)
  • = selisih suhu (°C)

Muai luas

Rumus:



Keterangan:
  • At = luas akhir (m2, cm2)
  • Ao = luas awal (m2, cm2)
  • = = koefisien muai luas (/°C)
  • = selisih suhu (°C)


Teropong Bintang ~ Alat Optik

Teropong Bintang

Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata tidak berakomodasi



Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:



Dengan ketentuan:
  • d = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
  • M = Pembesaran teropong bintang
  • Fob = Jarak fokus lensa objektif
  • Fok = Jarak fokus lensa okuler

Pembesaran Teropong Bintang pada saat mata berakomodasi maksimum



Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:




Dengan ketentuan:
Dengan ketentuan:
  • M = Pembesaran teropong bumi
  • Fob = Jarak fokus lensa objektif
  • Fok = Jarak fokus lensa okuler

Jarak lensa objektif dan lensa okuler




Dengan ketentuan:
  • d = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
  • Fob = Jarak fokus lensa objektif
  • Fp = Jarak fokus lensa pembalik
  • Fok = Jarak fokus lensa okuler


Mikroskop ~ Alat Optik


Mikroskop

 

 
Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa okuler, sehingga dirumuskan:

Mmik = Mob x Mok


Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop dirumuskan sebagai berikut:

Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum



Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:



Dengan ketentuan:
  • Mmik = Pembesaran mikroskop
  • Mob = Pembesaran oleh lensa objektif
  • Mok = Pembesaran oleh lensa okuler (seperti perbesaran pada lup)
  • Sn = Titik dekat mata
  • Fok = Jarak fokus lensa okuler
  • S'ob = jarak bayangan oleh lensa objektif
  • Sob = jarak benda di depan lensa objektif
  • d = jarak lensa objektif dan lensa okuler

Pembesaran Mikroskop pada saat mata tidak berakomodasi



Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:



Dengan ketentuan:
  • Mmik = Pembesaran mikroskop
  • Mob = Pembesaran oleh lensa objektif
  • Sn = Titik dekat mata
  • Fok = Jarak fokus lensa okuler
  • S'ob = jarak bayangan oleh lensa objektif
  • Sob = jarak benda di depan lensa objektif
  • d = jarak lensa objektif dan lensa okuler.

Lup (Kaca Pembesar) ~ Alat Optik

Lup (Kaca Pembesar)

Pembesaran bayangan saat mata tidak berakomodasi


Dengan ketentuan:
  • M   = Pembesaran
  • Sn  = Titik dekat (cm)
  • f    = Fokus lup (cm)

Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah suatu gerak lurus yang mempunyai kecepatan konstan. Maka nilai percepatannya adalah a = 0. Gerakan GLB berbentuk linear dan nilai kecepatannya adalah hasil bagi jarak dengan waktu yang ditempuh.
Rumus:



Dengan ketentuan:
  • s = Jarak yang ditempuh (km, m)
  • v = Kecepatan (km/jam, m/s)
  • t = Waktu tempuh (jam, sekon)
Catatan:
  1. Untuk mencari jarak yang ditempuh, rumusnya adalah .
  2. Untuk mencari waktu tempuh, rumusnya adalah \!t=\frac{s}{v}.
  3. Untuk mencari kecepatan, rumusnya adalah .

Kecepatan rata-rata

Rumus:

Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak lurus berubah beraturan

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatannya yang berubah beraturan.
Percepatannya bernilai konstan/tetap.
Rumus GLBB ada 3, yaitu:


Dengan ketentuan:
  • Vo = Kecepatan awal (m/s)
  • Vt = Kecepatan akhir (m/s)
  • a = Percepatan (m/s2)
  • s = Jarak yang ditempuh (m)

Gerak vertikal ke atas

Benda dilemparkan secara vertikal, tegak lurus terhadap bidang horizontal ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Arah gerak benda dan arah percepatan gravitasi berlawanan, gerak lurus berubah beraturan diperlambat.
Peluru akan mencapai titik tertinggi apabila Vt sama dengan nol.







Keterangan:
  • Kecepatan awal= Vo
  • Kecepatan benda di suatu ketinggian tertentu= Vt
  • Percepatan /Gravitasi bumi: g
  • Tinggi maksimum: h
  • Waktu benda mencapai titik tertinggi: t maks
  • Waktu ketika benda kembali ke tanah: t

Gerak jatuh bebas

Benda dikatakan jatuh bebas apabila benda:
  • Memiliki ketinggian tertentu (h) dari atas tanah.
  • Benda tersebut dijatuhkan tegak lurus bidang horizontal tanpa kecepatan awal.
Selama bergerak ke bawah, benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi (g) dan arah kecepatan/gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.



Keterangan:
  • v = kecepatan di permukaan tanah
  • g = gravitasi bumi
  • h = tinggi dari permukaan tanah
  • t = lama benda sampai di tanah

Gerak vertikal ke bawah

Benda dilemparkan tegak lurus bidang horizontal arahnya ke bawah.
Arah percepatan gravitasi dan arah gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan dipercepat.







Keterangan:
  • Vo = kecepatan awal
  • Vt = kecepatan pada ketinggian tertentu dari tanah
  • g = gravitasi bumi
  • h = jarak yang telah ditempuh secara vertikal
  • t = waktu



Energi Mekanik (Energi Potensial dan Energi Kinetik)

Energi mekanik

Energi mekanik adalah jumlah dari energi potensial dan energi kinetik.
Em = Ep + Ek

Energi potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda karena memiliki ketinggian tertentu dari tanah. Energi potensial ada karena adanya gravitasi bumi. Dapat dirumuskan sebagai:
Ep = m . g . h
Keterangan:
  • Ep: Energi potensial (J)
  • m: massa benda (kg)
  • g: percepatan gravitasi (m/s2)
  • h: tinggi benda dari permukaan tanah (meter)

Energi kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya. Energi kinetik dipengaruhi oleh massa benda dan kecepatannya.
E_k = \frac{1}{2} \times m \times v^2
Keterangan:
  • Ek: Energi kinetik (J)
  • m : massa benda (kg)
  • v : kecepatan benda (m/s)

Hukum Archimedes

Rumus Hukum Archimedes 


FA = ρa x Va x g
Keterangan:  
FA =  Gaya keatas yang dialami benda (N)    
ρa=  Massa Jenis zat cair (kg/m3)            
Va=  Volume air yang terdesak (m3)              
g = Percepatan Gravitasi (m/det2)


Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari Hukum Archimedes Yang Berbunyi:


1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya


2. Benda akan melayang jika massa jenis benda  yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya


3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis zat cairnya.


Penerapan Hukum Archimedes :
1. Teknologi perkapalan seperti Kapal laut dan kapal Selam
Teknologi perkapalan merupakan contoh hasil aplikasi ata penerapan hukum Archimedes yang paling sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.  Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya. Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan badan kapal  besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang dipindahkan. Dengan menggunakan prinsip tersebut maka kapal laut bisa terapung dan tidak tenggelam.
Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air laut yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan. Saat ingin menyelam, rongga tersebut di isi dengan air laut sehingga berat kapal selam bertambah. Sedangkan saat ingin mengapung, air laut dalam rongga tersebut di keluarkan sehingga bobot kapal selam menjadi ringan dan mampu melayang di permukaan.



2. Alat pengukur massa jenis (Hidrometer)
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Hidrometer merupakan contoh penerapan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari yang paling sederhana. Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh hidrometer akan tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.



3. Jembatan Poton
Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung. Untuk bisa di jadikan sebagai jembatan, drum-drum tersebut harus berada dalam kondisi kosong dan tertutup rapat sehingga udara di dalam drum tidak dapat keluar dan air tidak dapat masuk kedalam. Dengan cara itu berat jenis drum dapat diminimalkan sehingga bisa terapung di atas permukaan air


4. Teknologi Balon Udara
Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Jadi ternyata aplikasi hukum Archinedes tidak hanya berlaku untuk benda cair tetapi juga benda gas. Untuk dapat terbang melayang di udara, balon udara harus diisi dengan gas yang bermassa jenis lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer, sehingga, balon udara dapat terbang karena mendapat gaya keatas, misalnya diisi udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan memiliki tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa. Sehingga masa jenis udara tersebut menjadi ringgan.


Perbedaan Otot Polos, Lurik dan Jantung

Sendi-Sendi pada Tubuh Manusia

 




Berdasarkan sifat geraknya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak.

1)  Sendi Mati (Sinartrosis)

     Sendi mati adalah hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan, contohnya hubungan pada tulang tengkorak.

2)  Sendi Kaku (Amfiartrosis)

     Sendi kaku adalah hubungan antar tulang yang dapat digerakkan, tetapi gerakannya terbatas, contohnya hubungan pada tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, hubungan tulang rusuk dan tulang dada, serta ruas-ruas tulang belakang.

3)  Sendi Gerak (Diartrosis)

     Sendi gerak adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan tulang secara bebas. Contoh sendi gerak yaitu:

a)     Sendi Engsel

     Sendi ini dapat bergerak satu arah, seperti gerakan pada pintu, contohnya pada persendian siku dan lutut atau hubungan antar ruas pada jari tangan dan kaki.

b)  Sendi Pelana

     Pada sendi ini, salah satu tulang dapat bergerak ke dua arah, contohnya hubungan antara ruas jari dan telapak tangan.

c)  Sendi Geser

     Sendi geser memungkinkan pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang terdapat pada tulang belakang.

d)  Sendi Putar

     Pada sendi ini, gerakan salah satu tulang dapat bergerak terhadap tulang yang lain sebagai poros sendi, contohnya pada hubungan antar tulang atlas pada leher dan tulang tengkorak serta antara tulang hasta dan pengumpil.

e)  Sendi Peluru

     Sendi ini dapat bergerak ke segala arah karena salah satu tulang berbentuk bonggol yang masuk ke dalam tulang lain, contohnya hubungan antar tulang gelang bahu dan tulang lengan atas serta antara gelang panggul dan tulang paha.